Oleh : Nadhira Shafa Ashilla 9I
Hampir seluruh umat islam pasti tak lagi asing dengan Nabi Muhammad SAW. Kisah beliau pun, bukanlah sembarangan cerita yang hanya dikisahkan secara turun- temurun. Kisah Nabi Muhammad merupakan kisah berdasarkan kejadian nyata yang tertulis dalam kitab suci umat islam yaitu Al Qur’an. Kisah Nabi Muhammad SAW sepatutnya kita jadikan panutan serta diterapkan dalam kehidupan dikarenakan dalam diri beliau terdapat sifat- sifat baik.
Dalam kisahnya, Beliau lahir pada senin, 12 Ra’biul awal tahun 571 di mekkah tepat saat tahun gajah. Kebanyakan umat islam memperingati kelahiran Nabi Muhammad yang biasa disebut sebagai maulid nabi. Bagi kebanyakan orang di sekitarku, mereka merayakan peringatan ini sebagai wujud rasa bahagia atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peringatan maulid nabi ini juga mengingatkan para umat islam untuk menghargai terkait perjuangan beliau saat menyebarkan dakwahnya.
Allah SWT telah memberi Nabi Muhammad SAW berbagai cobaan berat diantaranya, beliau kurang merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Rasulullah tidak pernah merasakan hidup dengan sosok ayah. Sang ayah meninggal saat nabi masih berada di kandungan, sedangkan ibunda nya meninggal Ketika nabi berusia 6 tahun. Sehingga beliau diasuh oleh kakeknya, dan mulai menekuni perdagangan.
Tepat ketika berusia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya di gua hira melalui perantara Malaikat Jibril. Wahyu pertamanya yakni surah Al- Alaq ayat 1- 5 pada malam ke 17 Ramadan. Peristiwa penerimaan wahyu pertama ini sebagai tanda Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi terakhir serta menjadi rasul Allah. Setelah wahyu pertamanya, beliau menerima wahyu selanjutnya secara bertahap selama 23 tahun.
Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama islam di Makkah selama 13 tahun lalu pindah ke Madinah. Dalam perjalanan dakwahnya selama 13 tahun di Makkah, tak jarang beliau mendapat cacian hingga hinaan. Namun, semua itu beliau jalani dengan sabar tanpa mengeluh serta tanpa membalas cacian itu. Hingga Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah melewati berbagai peperangan selama berdakwah.
Hingga saat berusia 63 tahun, Nabi Muhammad SAW mengalami sakit dalam beberapa waktu, lalu menghembuskan nafas terakhirnya. Selama masa hidupnya Nabi Muhammad SAW selalu sabar dalam menjalani ujian dan cobaan dari Allah. Menjauhi larangan Allah dan mendekatkan pada perintah Allah. Hal itulah yang selalu beliau lakukan semasa hidupnya hingga akhir hayat.
Sebagai umat islam sepatutnya kita mencintai Rasulullah, karena sebegitu cintanya beliau terhadap umatnya. Rasulullah pernah menangis memikirkan umatnya di zaman yang akan datang. Beliau takut para umatnya binasa karena kelaparan, perang dan adu domba. Mencintai dan mengikuti Nabi Muhammad SAW merupakan perintah Allah dalam Ali Imran (3) ayat 31.
Mencintai Rasulullah SAW dapat dilakukan dengan yang paling pertama yaitu meyakini bahwa Nabi Muhammad merupakan manusia terbaik dari akhlak, perilaku, hingga ucapannya. Beliau merupakan manusia yang memiliki sifat- sifat baik yang dapat dijadikan contoh terbaik bagi umatnya. Allah juga telah menjelaskan, dalam Al-Qur’an Surat Al Anfal (8) ayat 33. Allah SWT menjamin bahwa kehadiraan beliau dapat menjadi penghalang datangnya marabahaya dan bencana.
Setelah meyakini bahwa Rasulullah merupakan manusia terbaik. yang kedua kita harus meyakini bahwa seluruh ajaran Nabi Muhammad SAW merupakan kebenaran dan langsung dari Allah SWT tanpa diubah atau bersifat mutlak. Sebagai umatnya, kita juga sebaiknya senantiasa ikhlas dalam memenuhi seruan Rasulullah. Yang ketiga, Nabi Muhammad SAW, merupakan nabi yang sempurna, meyakini hal tersebut juga merupakan salah satu cara untuk mencintai Rasulullah.
Sering bershalawat serta sering mengingat beliau juga merupakan tanda untuk mencintai Rasulullah. Yang terakhir, dengan cara mempelajari, meyakini, serta mengajarkan perilaku Nabi Muhammad SAW. Itu lah implementasi cinta kepada Nabi Muhammad SAW, tentu saja dengan merayakan maulid nabi tidaklah cukup untuk menunjukan rasa cinta kita terhadap Nabi Muhammad SAW. Namun, dengan bersungguh dalam menerapkan perilaku Rasulullah melalui perbuatan, pikiran, dan ucapan sudah cukup dalam implementasi mencintai Rasulullah.