Oleh : Sri Wahyuni
Membiasakan siswa untuk gemar membaca dan menulis memang tak mudah. Akan tetapi ini juga bukan sesuatu yang mustahil. Murid-muridku, pada awalnya juga tidak suka membaca, apalagi menulis. Berkali-kali kuajak, mereka selalu menolak. Tidak suka, tidak bisa, dan tidak punya ide adalah sederet alasan yang sering mereka jadikan alibi untuk melarikan diri.
Ajakan ditolak, dukun pun bertindak. Ih, kayaknya ini mulai ngaco deh. Maksud saya, karena siswa banyak yang menolak ajakan saya untuk menulis, saya pun semakin gencar melakukan serangkaian jurus rayuan. Rayu sana, rayu sini. Penolakan mereka sama sekali tak membuat saya patah arang. Maju terus pantang mundur.
Sebagai seorang guru Bahasa Indonesia, saya menyadari sepenuhnya bahwa tanggung jawab saya adalah membuat murid-murid tak sekadar memahami kaidah kebahasaan. Akan tetapi, lebih dari itu anak-anak harus terampil menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Apalah gunanya paham kaidah bila mereka tak bisa menerapkannya dalam konteks kehidupan. Ibarat orang yang hafal doa-doa salat tetapi tidak mau melaksanakannya. Prinsip itulah yang selalu kutekankan pada murid-muridku.
Bertolak dari pengalamanku saat mengikuti Diklat Sagusabu, kuajak anak-anak untuk belajar mengalirkan idenya dengan freewriting. Selanjutnya, kusarankan pada mereka agar membiasakan diri menulis diary atau buku harian. Kuajari mereka nge-blog di Sasisabu. Lalu, setiap satu bulan sekali kuajak mereka untuk memberanikan diri berkompetisi dalam lomba bulanan yang diselenggarakan oleh Mediaguru.
Sungguh tak dinyana dan tak diduga bahwa siswa-siswi MTs Negeri 2 Jember yang merupakan anak-anak pinggiran mampu bersaing di tingkat nasional. Allahu Akbar. Setiap bulan, sejak September 2021, nama mereka selalu nampang di daftar pemenang.
Semenjak kedatangan kepala madrasah kami yang baru, Ibu Hj. Nur Aliyah, S.Pd., M.Pd., semangat berliterasi siswa dan guru MTs Negeri 2 Jember semakin menyala-nyala. Bunda Elly (panggilan akrab beliau), tidak segan-segan tunjuk hidung demi membumikan literasi di madrasah. Setiap bulan beliau selalu memberikan target jumlah pemenang baik untuk kategori siswa maupun guru. Tentu saja target itu selalu dinaikkan setiap bulannya.
Bak gayung bersambut, siswa dan guru pun serentak bergerak meramaikan panggung Mediaguru. Usaha ini ternyata tak sia-sia. Bulan Agustus yang lalu, MTs Negeri 2 Jember berhasil menjadi kontributor terbesar dalam lomba menulis siswa dengan materi menulis puisi bertema “Merdeka.” Sebanyak 22 siswa telah menunjukkan aksi kebolehannya. Gurunya pun jelas tak mau ketinggalan. Tujuh guru berhasil lolos sebagai pemenang.
Prestasi yang telah diraih oleh MTs Negeri 2 Jember ini mendapatkan apresiasi yang sangat luar biasa dari CEO Media Guru, Bapak H. Mohammad Ihsan. Dalam acara seminar literasi, beliau berkenan hadir di madrasah. Tentu saja kehadiran beliau merupakan suatu kehormatan bagi lembaga kami.
Mempertahankan itu jauh lebih sulit dari pada perjuangan sebelumnya, begitu kata pepatah. Namun, MTs Negeri 2 Jember telah bertekad untuk terus menggiatkan literasi. Bahkan dalam waktu dekat, madrasah kami akan membuka kegiatan ekskul literasi. Kami akan terus berupaya membuat anak-anak didik kami cinta literasi. Karena kami yakin bahwa cinta literasi akan berbuah prestasi. Semoga Allah swt senantiasa memberikan kemudahan.
***
Kampung Asa, 9 September 2022