Sering kali kita mendengar pepatah, “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya“, namun kita juga sering penasaran dan selalu bertanya dalam hati, “Apakah benar kata pepatah itu?“
Dari pepatah itu saya selaku orang tua mengalami sendiri tentang keadaan anak saya. Kami keluarga kecil, tetapi sangat merasakan kehangatan dan kasih sayang dalam keluarga. Anak pertama laki-laki dan anak kedua perempuan. Keduanya termasuk anak yang penurut, sangat patuh, dan taat kepada orang tua. Bersyukur memiliki kedua mutiara hati dalam rumah tangga kami.
Anak pertama sudah memiliki keluarga sendiri dan kebetulan tidak satu rumah dengan kami. Anak yang kedua masih kuliah di Politeknik Malang jurusan manajemen akuntansi. Karena masa pandemi, kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring.
Berawal dari masa pandemi yang panjang dan banyakdi rumah, saya yang biasa sibuk selalu ingin mencari kesibukan. Mulai dari banyak melihat medsos yang mengadakan acara pelatihan daring. Akhirnya saya menemukan banyak pelatihan, mulai dari sagusabu, mengubah KTI menjadi buku, pelatihan base practice, bahkan hingga pelatihan menulis Majalah Literasi Indonesia.
Sejak saat itu saya mulai gemar untuk menulis dan rajin menulis di Gurusiana. Saya juga sering ikut lomba yang diadakan tiap bulan oleh MediaGuru. Saya sangat bersyukur selalu menjadi pemenangnya. Setiap hari saya sempatkan untuk selalu menulis. Bahkan, saya sudah melahirkan enam buku solo yang ber-ISBN dan tiga puluh lima karya antologi.
Dari sinilah Nabila, anak kedua saya selalu berkeinginan mengikuti kegiatan menulis. Kali pertama dia menulis buku harian, kemudian puisi. Sering kali dia ikut lomba menulis puisi di Instagram dan sering mendapat juara.
Kebiasaan menulisnya ternyata juga sama dengan saya ibunya. Ingin selalu menulis setiap hari. Kemarin, pada 30 Juni sekitar pukul 20.00 WIB, tiba-tiba Nabila histeris hingga membuat saya terbangun. Maklum saya tertidur sejak pukul 19.00 WIB karena kondisi tubuh dalam keadaan lelah.Nabila histeris karena melihat pengumuman lomba menulis puisi tingkat Nasional dan ternyata dia meraih juara II. Pesertanya se-lndonesia.
Dengan rasa bangga,saya bersyukur dan berterima kasih kepada Allah telah memberikan kesuksesan kepada Nabila. Sebagai orangtua, perasaan bangga dan senang itu wajar sekali. Apalagi hobi menulis dan ikut lomba saya menurun padanya. Beryukur pada Allah dikaruniai anak yang mau berkarya dan mengikuti kegiatan yang positif selama pandemi.
Ternyata pepatah tersebut sangatlah terbukti bahwa tingkah laku anak-anak tidak akan berbeda jauh dengan perilaku orang tua. Sosok yang selama ini menjadi panutan bagi mereka. Hal ini menjadi pelajaran berharga saya khususnya dan bagi kita semua pada umumnya, karena setiap tindakan, perilaku, maupun tutur kata kita akan ditiru oleh anak. Hidup merupakan proses pembelajaran diri sampai akhir hayat dan tiada akhir, tapi banyak sekali yang mengabaikannya. Tanpa sadar banyakyang tanpa sengaja memberi contoh yang tidak baik sehingga akan berpengaruh pada anak kita, kini dan hari nanti.