LEBIH DARI SEMPURNA

OLEH : RIRIN SULISTYOWATI.

            Waktu menunjukkan jam tiga dini hari ketika aku terbangun karena alarm dari hape ku berbunyi nyaring, suara hujan juga terdengar lumayan deras. Aku segera beranjak dari tempat tidur, kuraba dahi putra kecilku, terasa hangat, beberapa hari dia memang agak demam karena flu. Aku melihat suamiku sedang mempersiapkan segala sesuatu, ya..hari ini dia ada tugas ke luar kota, Madiun tepatnya selama tiga hari.  Tas pakaian besar dan tas piranti laptopnya sudah siap. Kutanyakan jam berapa dia harus berada di stasiun dan bagaimana cara menuju kesana, maksudku naik motor atau bagaimana. Jadwal keberangkatan kereta  jam lima pagi dan jika hujannya reda naik motor saja supaya cepat katanya

            Hujan masih terdengar bahkan cenderung semakin deras. Kubangunkan anak keduaku, kubisikkan “ Ayo sholat subuh, kita antar ayah ke stasiun..”, Segera dia bangun, sudah mau nangis saja, dia memang paling manja sama ayahnya. Kulihat dia segera mandi dan mempersiapkan jamaah subuh. Jam empat lewat tigapuluhmenit, kedua anakku membangunkan adiknya, mereka ingin ikut mengantar ayahnya ke stasiun.

            Tiba di stasiun antrian mobil mengular, padat di tengah guyuran hujan. Suamiku segera turun ketika sampai lobi. Biasanya kami masih menunggu kereta berangkat, tapi kali ini segera kutancap gas laju kendaraanku, masih banyak agenda kegiatan menunggu di rumah. Sampai rumah segera kupersiapkan semua, sarapan anak-anak dan bekal anak lanangku di tempat penitipan.

Jam enam kurang sepuluh menit aku dan kedua anakku sudah melaju di jalan raya. Terasa lengang karena hujan turun cukup deras. Ah…nikmatnya bisa berangkat pagi. Kusemangati anakku untuk banyak berdoa, semoga hujan ini membawa berkah. Setelah selesai mengantar anakku ke sekolah mereka masing-masing aku menuju madrasahku. Dalam mobil di tengah perjalanan aku merefleksi kegiatanku pagi ini, MasyaAllah tiada henti aku bersyukur. Allah begitu baik, dimudahkan aku melakukan semuanya. Menjadi sopir, merdeka dalam kemandirian mobilisasi. Dulu aku pelanggan setia becak, ojek atau moda transportasi individu lainnya, bukan transportasi umum seperti angkot atau yang lain. Alhamdulillah Allah memberiku kesempatan bisa mengantar anak-anak sekolah atau sekedar menghabiskan waktu me time ibu dan anak. Allah Maha Baik dan suamiku sangat baik, dia yakinkan semua orang bahwa aku bisa ditengah rasa tidak percaya dari diriku sendiri dan orang lain. Allah Maha Baik, dia gantikan kesusahanku dulu dengan anugrah luar biasa. Sempurna rasanya hidupku, meski ada ketidaksempurnaan yang orang lain bisa melihat, tapi ketidaksempurnaan itu sudah tak jadi soal untukku karena yang aku rasakan hidupku sudah lebih dari sempurna. Semoga rasa ini bisa membuatku menjadi manusia yang berjalan menjalani kehidupan dengan lebih baik lagi, Aamiin…

Leave a Reply