oleh : Marti
Istilah bullying berasal dari Bahasa Inggris, yang artinya penindasan. Bullying secara umum diartikan sebagai bentuk perundungan, penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Akhir-akhir ini kasus bullying terjadi secara massive hampir di semua lini kehidupan, baik di dunia kerja, dalam keluarga, di lembaga pendidikan, di masyarakat, dan juga di berbagai organisasi. Bahkan di dunia maya pun juga terjadi yang namanya cyberbullying. Pada bahasan kali ini, penulis hanya fokus pada bullying yang terjadi di sekolah.
Bentuk bullying yang umum dilakukan oleh anak-anak di sekolah diantaranya adalah pelecehan verbal, seperti ejekan, memberi panggilan nama, memaki, mengancam, meledek, menyebarkan gosip buruk dan lain-lain. Disamping itu bullying juga bisa terjadi dengan kontak fisik langsung dengan pelaku, misalnya dengan mendorong, menendang, memukul, mencakar, mencubit, bahkan pemerkosaan. Tentu kita masih ingat dengan kasus yang terjadi di Tasikmalaya bulan Juli 2022 yang lalu. Seperti dilansir dalam Compas.com tanggal 24 Juli 2022, ada seorang siswa kelas IV SD yang meninggal dunia karena perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya. Dalam kasus perundungan tersebut korban dilucuti pakaiannya kemudian dipaksa bersetubuh dengan seekor kucing yang sudah dipersiapkan oleh teman-temannya. Kejadian tersebut direkam oleh pelaku kemudian diviralkan di dunia maya. Dalam video tampak pelaku memegang kemaluan korban dan teman-temannya memegangi kaki kucing sehingga kucing tersebut tidur terlentang. Ketika mengetahui videonya viral di media sosial, korban mengalami depresi berat, malu dan tertekan, sehingga dia tidak mau makan dan minum, yang akhirnya meninggal dunia. Sungguh perundungan yang sangat tidak manusiawi. Bagaimana bisa siswa SD mempunyai inisiatif se keji itu.Dalam kasus ini korban mengalami kekerasan fisik, seksual dan psikologis yang berat.
Dari beberapa literatur disebutkan bahwa bullying bisa terjadi karena beberapa hal, diantaranya faktor balas dendam karena pernah dibully di masa lalunya. Selain itu juga karena persaingan dan iri hati, dan pengaruh dari orang dewasa yang menjadi model bagi anak-anak usia sekolah. Model yang ditiru anak ini bisa juga datang dari internet. Anak-anak usia sekolah yang menjelajah internet tanpa pendampingan orang tua, sangat rentan akan terpengaruh hal-hal negatif yang ada di internet. Di sekolah, bullying terjadi karena muncul kelompok-kelompok tertentu yang berseberangan dengan kelompok atau individu lain, sehingga muncul pengucilan terhadap seseorang yang dianggap berseberangan tersebut.
Bullying yang dilakukan secara terus menerus bisa berdampak pada korban, baik itu dampak fisik maupun psikis. Dampak fisik berupa cidera tubuh, luka, lecet, memar, patah tulang, bahkan sampai pada pendarahan dan meninggal dunia. Para orang tua yang kurang perhatian kepada perubahan fisik anaknya, biasanya tidak mempermasalahkan apabila ada cidera ringan pada anaknya. Mereka baru akan mengambil tindakan, jika ada cidera yang serius yang diderita anaknya. Dampak psikis akibat bullying berupa menurunnya rasa percaya diri, anak menjadi minder, tertutup, sedih, hilang minat pada hal-hal yang biasanya disukai, cemas, juga berkurangnya bahkan hilangnya nafsu makan.
Untuk mengantisipasi terjadinya bullying di lingkungan sekolah, seorang pendidik hendaknya berperan aktif dengan melakukan beberapa tindakan preventif, diantaranya adalah; membangun komunikasi yang efektif dengan siswa. Dengan komunikasi yang efektif antara guru dengan siswa, siswa akan merasa nyaman ketika berinteraksi dengan guru sehingga diapun akan bisa berbagi rasa tentang apapun yang mereka alami. Selanjutnya guru perlu memberdayakan siswa untuk memiliki jiwa sosial, aktif dan berprestasi. Hal ini bisa mereduksi ego seorang siswa yang cenderung ingin mendominasi dalam komunitasnya. Selain itu guru juga perlu membangun nilai persahabatan antar siswa. Pembentukan nilai persahabatan sejak dini sangat penting dilakukan di lingkungan sekolah agar tercipta hubungan pertemanan dan memunculkan semangat kolaborasi yang interaktif di antara siswa.
Tegalgede, 20 Agustus 2022
Izin share
Untuk edukasi sama yg lain