BELAJAR, SEMANGAT JIWA MUSLIM SEJATI
oleh Fathur Rosi, M.Pd.
A. PENGERTIAN BELAJAR
Kalau ditanyakan apakah belajar itu? Maka jawabannya akan bervariasi, karena apa yang disebut perbuatan belajar itu beracam-macam. Banyak aktifitas-aktifitas yang oleh hampir semua orang dapat disetujui kalau disebut perbuatan belajar seperti misalnya; mendapatkan perbendaharaan kata-kata baru, berhitung, menulis, menghafal nyanyian, dan sebagainya. Belajar adalah proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku didalam diri manusia. Bila setelah selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi perubahan pada diri individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi proses belajar. Slameto berpendapat bahwa “konsep belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.“
Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower, Konsep belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). Harold Spears menyatakan bahwa; learning is to observe,to read,to imitate,to try something themselves, to listen,to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengarkan dan mengikuti petunjuk).
Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas, yang diambil dari masing- masing para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia menuju arah yang lebih baik sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan ataupun pengalaman dan latihan. Perubahan yang berdasarkan pengalaman berkenaan dengan segala bentuk pengalaman atau hal-hal yang pernah dialami. Pengalaman ini bisa disebabkan karena membaca, melihat, mendengar, merencanakan, melaksanakan penilaian, mencoba menganalisis, atau memecahkan semua yang pernah dialami dan yang dihadapinya, selama proses belajar tersebut berlangsung.
Dalam proses belajar maka akan terbentuk pengetahuan-pengetahuan, yang pada konsepnya ada pengetahuan yang ada dan muncul karena pengalaman dan mitos-mitos yang berkembang tanpa pembuktian ilmiah, dan ada pengetahuan yang muncul karena dilandasi pembuktian-pembuktian ilmiah. Pengalaman-pengalaman yang muncul ini sering diidentikkan dengan pengetahuan, sedangkan pembuktian-pembuktian kebenaran dari apa yang didapat secara ilmiah, terorganisisr dan valid ini disebut ilmu.
B. PERINTAH BELAJAR DALAM ISLAM
Al-qur’an dan Hadis mengajak kaum muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu kearifan, serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Sebagaimana dalam al-Qur’an surat Al ‘Alaq ayat 1-5:
“Iqra’ (bacalah) denqan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Iqra’ (bacalah), dan Tuhanmu lah yang Paling Pemurah, sang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia Mengajarkan kepada manusia apa sang tidak diketahuinya.“
Kata iqra’ menurut Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab dalam bukunya “Wawasan Al-Quran” berarti menghimpun, membaca, meneliti, mendalami, dan mengetahui. Hikmah yang bisa kita ambil dibalik kata iqra’ sesungguhnya Allah memerintahkan kepada setiap manusia untuk membaca, meneliti, memahami, dan menelaah apapun yang ada di alam semesta ini agar manusia (umat Islam) menjadi umat yang beradab, umat yang mampu untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya demi menjalankan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.
Kalimat IQRA’ BISMI RABBIKA, mengandung arti bahwa al-Quran tidak sekadar memerintahkan untuk membaca, tetapi membaca adalah lambang dari segala apa yang dilakukan oleh manusia, baik yang sifatnya aktif mahupun pasif. Kalimat tersebut dalam pengertian dan semangatnya ingin menyatakan “Bacalah demi Tuhanmu, bergeraklah demi Tuhanmu, belajarlah demi Tuhanmu, bekerjalah demi Tuhanmu”.
Apa yang harus dibaca atau dipelajari? ALLADZI KHALAQ, yaitu ciptaan Tuhan. Apa saja ciptaan tuhan itu? Seluruh jagad raya seisinya, manusia, hewan, tumbuhan, lautan, gunung, planet, matahari, binatang, bahkan interaksi manusia dengan Sang Khalik, interaksi manusia dengan manusia dan interaksi manusia dengan alam.
Dapat disimpulkan bahwa makna perintah iqra’ (membaca) tersebut mengandung beberapa pengertian. Pertama, bacalah ayat-ayat Allah sebagai kalamullah yang ada dalam Alquranul Karim (al Aayaat al Qauliyyah). Kedua, bacalah ayat-ayat Allah yang tercipta dan terbentang di alam semesta (al Aayaat al Kauniyah).
Beberapa Hadist nabi SAW juga menguatkan tentang pentingnya belajar dan menuntut ilmu. Antara lain:
Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Carilah ilmu walaupun di negeri cina.
Carilah ilmu sejak dalam buaian hingga keliang lahat.
Para ulama (ahli ilmu) itu adalah pewaris para nabi.
Pada hari kiamat ditimbanglah tinta ulama dengan darah syuhada,maka tinta ulama dilebihkan dari darah syuhada.
Dalam Al-Quran terdapat ratusan ayat yang memerintahkan manusia agar melihat, memperhatikan, memikirkan, merenungkan. Hal ini merupakan konsep atau pengertian belajar yang sebelum para ahli pendidikan mendefinisikan, semua itu sudah ada dalam Al-Quran. Sehingga kita sebagai seorang muslim memiliki kewajiban untuk belajar.
C. ILMU DAN ALAM
Menurut asal bahasanya, ilmu mempunyai makna yaitu pengetahuan. Sedangkan alam adalah segala sesuatu disekitar kita yang meliputi seluruh isi langit dan bumi yang merupakan ciptaan Allah. Di alam semesta ini terkandung ilmu pengetahuan, dari yang terkecil sel, atom, elektron, tubuh manusia, hewan, tumbuhan, bumi dan yang terbesar jagat raya ini tidak lain adalah tanda, simbol, dan alamat yang menunjukkan pencipta dan pemiliknya. Ilmu pengetahuan tersebut kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kelompok disiplin ilmu.
Ada bebarapa jenis disiplin ilmu yang secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Ilmu agama, secara umum ilmu agama berisi tuntunan agar setiap makhluk ciptaan Allah dalam hal ini manusia beribadah kepada Allah, baik yang mahdhoh maupun ghairu mahdhoh, misalnya; ilmu Fiqih, Aqidah, Akhlaq, Tasawuf, Ilmu Mempelajari Al-Quran, dsb.
2. Ilmu alam (sains), secara umum mempelajari benda-benda (materi) ciptaan Allah yang meliputi ciri-cirinya, sifat materinya, proses perubahannya, misalnya; fisika, kimia, biologi, matematika, dsb.
3. Ilmu sosial, mempelajari proses interaksi sosial manusia dengan lingkunganya yang merupakan ciptaan Allah juga, antara lain; ilmu bahasa, sosiologi, geografi, sejarah, ilmu ekonomi, kesenian, kebudayaan, dsb.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu tentang alam ini tidak hanya ilmu sains atau ilmu alam saja, melainkan juga menyangkut proses interaksinya dalam berkomunikasi, memenuhi kebutuhannya, dan yang paling penting bagaimana menusia berinteraksi dengan Tuhannya. Dimana tujuan dari mempelajari ilmu pengetahuan ini adalah agar manusia dapat mengenal Tuhannya melalui semua ciptaanya, memiliki bekal dan kecakapan hidup, dan meningkatkan ibadah melalui ajaran dan tuntunan-Nya yang termaktub dalam Al-Quran dan hadits.
D. BELAJAR ADALAH SEMANGAT JIWA
Pada hakikatnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Seseorang menjadi dewasa karena dia telah melewati sebuah proses yang direncanakan maupun tidak direncanakan, ia belajar sesuatu dari berbagai aspek kehidupan baik itu formal maupun nonformal. Dengan belajar seseorang diharapkan menjadi manusia yang sesungguhnya, atau didalam konsep pendidikan Islam dinamakan manusia yang berkepribadian kaffah/insan kamil atau manusia sempurna. Salah satu indikator manusia kaffah selain memiliki kecerdasan adalah memiliki perilaku yang baik (akhlakul karimah).
Agama islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar. Bahkan islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia. Beberapa hal penting yang berkaitan dengan belajar antara lain:
1. Bahwa orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya di kehidupan dunia
2. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Allah sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawabannya.
3. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di mata Allah.
Manusia dengan akal dan kecerdasannya mampu membangun peradaban yang semakin lama semakin maju, dengan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sering disebut teknologi. Kita hidup di zaman teknologi digital, dimana banyak pekerjaan yang sudah tidak lagi dikerjakan tangan manusia melainkan dengan mesin dan sistem komputer. Perkembangan ilmu ini menuntut kita untuk menguasi berbagai bidang ilmu yang diharapkan akan menjadi bekal kita menghadapi era digital dan teknologi. Semangat belajar yang merupakan perintah Allah harus dipupuk dan senantiasa dikembangkan sehingga kita benar-benar menjadi insan kamil, dan siap untuk menghadapi tantangan kehidupan dunia dan juga harapan kehidupan akhirat.